Asal-Usul Patriarki menurut Seorang Feminis Sosialis yaitu Evelyn Reed
Patriarki, sebagai sistem dominasi yang memberikan keunggulan kepada laki-laki dalam struktur sosial, telah menjadi perdebatan yang hangat dalam kajian feminis. Evelyn Reed, seorang feminis sosialis dan penulis terkenal pada abad ke-20, memberikan pandangan yang mendalam tentang asal-usul patriarki dalam karyanya yang terkenal, “Woman’s Evolution: From Matriarchal Clan to Patriarchal Family”.
Salah satu gagasan sentral yang diusulkan oleh Evelyn Reed adalah bahwa patriarki bukanlah fitrah manusia, melainkan sebuah konstruksi sosial yang berkembang seiring dengan perubahan historis dan ekonomi. Hal itu dijelaskan secara mendalam dalam buku Evelyn Reed berjudul Mitos Inferioritas Perempuan. Reed menunjukkan bahwa sebelum masyarakat menjadi patriarkal, struktur masyarakatnya adalah matriarkal. Dia menulis, “Klan matriarkal mendahului keluarga patriarki. Matriarki adalah bentuk organisasi sosial pertama yang berdasarkan kekerabatan melalui ibu saja” (Reed, 1975). Ini menunjukkan bahwa kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat awal dipandang dari sudut pandang perempuan, dan bukan laki-laki.
Reed menelusuri akar patriarki ke dalam revolusi Neolitikum, di mana perubahan dramatis dalam cara manusia hidup dan bekerja terjadi. Dia menjelaskan bahwa pergeseran dari perburuan dan pengumpulan menjadi pertanian dan pemukiman tetap menyebabkan struktur sosial yang lebih terorganisir dan hierarkis. “Munculnya pertanian menandai perubahan besar dalam cara hidup manusia dan mempunyai dampak yang luas terhadap seluruh rangkaian pembangunan sosial selanjutnya” tulis Reed dalam bukunya Apakah Takdir Perempuan sebagai Manusia Kelas Dua. Dengan munculnya pertanian, kepemilikan tanah menjadi semakin penting, dan ini memberikan keunggulan kepada mereka yang memiliki kontrol atas sumber daya tersebut, yang pada saat itu kebanyakan adalah laki-laki.
Namun, perubahan ekonomi ini juga menandai perubahan dalam peran gender. Reed menjelaskan:
“Posisi perempuan mengalami perubahan besar. Kemandirian ekonomi yang mereka nikmati pada masyarakat matriarkal sebelumnya perlahan-lahan terkikis” (Reed, 1975).
Sebagai hasilnya, perempuan mulai kehilangan status dan kekuatan yang mereka miliki dalam masyarakat matriarkal. Laki-laki, yang dominan dalam aktivitas pertanian dan pengelolaan harta, mulai mengkonsolidasikan kekuatan mereka dalam struktur keluarga patriarkal.
Peran Agama dalam Pelanggengan Patriarki
Reed juga menyoroti peran agama dalam memperkuat patriarki. Dia menulis, “Hubungan sosial yang baru memerlukan sanksi dan dukungan ideologis, dan hal ini disediakan oleh agama yang menjadi instrumen supremasi laki-laki” (Reed, 1975). Agama-agama yang muncul selama periode ini sering kali menegaskan hierarki gender yang menguntungkan laki-laki dan menempatkan perempuan dalam peran yang lebih subservient. Ini memperkuat patriarki dalam masyarakat.
Pentingnya pembagian kerja gender dalam pemeliharaan struktur patriarkal juga ditekankan oleh Reed. Dia menjelaskan bahwa perempuan dianggap sebagai “penjaga kebajikan keluarga” dan “pengasuh anak-anak,” sementara laki-laki dianggap sebagai “pemimpin keluarga” dan “penjaga keamanan” (Reed, 1975). Pembagian kerja ini bukan hanya menciptakan peran gender yang kaku, tetapi juga memperkuat hierarki sosial yang menempatkan laki-laki di atas perempuan.
Dalam mengeksplorasi asal-usul patriarki menurut Evelyn Reed, penting untuk mengakui bahwa pandangan-pandangannya adalah bagian dari sejarah gerakan feminis radikal. Namun, analisisnya memberikan wawasan yang penting tentang bagaimana patriarki tidaklah inheren dalam manusia, tetapi merupakan produk dari faktor-faktor historis, ekonomis, dan agama. Dengan memahami akar patriarki ini, kita dapat lebih memahami perjuangan feminis untuk mengubah struktur sosial yang merugikan ini. Seperti yang dikatakan oleh Reed sendiri, “Memahami masa lalu adalah langkah pertama yang penting menuju perubahan masa depan.”