Bagaimana Meraih Kebahagiaan? Review Buku Sony Adams “The Philosophy of Stoic”
The Philosophy of Stoic adalah karya dari seorang stoa yaitu Sony Adams. Buku ini diterbitkan pada tahun 2022 ketika aliran stoikisme mulai naik ke permukaan. Melalui tulisannya, Sony menjabarkan tentang salah satu cabang ilmu filsafat yakni Stoikisme. Menurutnya, gaya hidup stoikisme ini sangat cocok diterapkan kepada orang yang dilanda cemas, depresi, kecewa, insecure, panik, dan hal-hal yang dirasa dapat mengganggu pikiran.
Buku ini mengambil sudut pandang dari sang penulis sendiri. Di awal bab, Sony memaparkan perjalanan dan pengalaman hidupnya sebelum dan sesudah menerapkan cabang ilmu filsafat Stoikisme. Ia juga membahas mengenai mazhab filsafat yang menjadi pelopor terbentuknya madzhab Stoikisme, seperti Socrates yang pada akhirnya melahirkan aliran sokratisme, platonisme, aristotelianisme, sirenaisisme, epikuranisme, sinisisme, dan stoikisme.
Sony memberikan pemahaman makna stoikisme dari beberapa tokoh stoa itu sendiri, seperti Undang Ahmad Kamaluddin, Fahruddin Faiz, Henry Manampiring, dan Ferry Irwandi. Tentunya hal ini menunjukkan keterbukaan Sony dalam menerima perbedaan pendapat makna. Di sini Sony juga memberikan contoh-contoh tanggapan dari para tokoh yang telah menjadi stoa alias yang berhasil menerapkan gaya hidup stoikisme yang dapat memperkuat keyakinan bagi pembaca.
Selanjutnya, dijelaskan dalam buku ini beberapa ajaran tentang stoikisme diantaranya, kesadaran penuh, melihat diri dari “atas”, kebajikan, dan akarnya adalah kembali ke alam. Sony juga menyoroti alasan dari permasalahan orang yang dihadapi dengan situasi cemas, insecure, dan semacam nya adalah karena kurang nya penerapan ajaran stoikisme tersebut.
Dapatkan buku-buku menarik, diskon up to 30%
Beli 3 buku Gratis 1 Buku di bukuprogresif.com
Buku ini secara tidak langsung membuka pikiran kita bahwa aliran filsafat Stoikisme ini pada hakikatnya condong kearah spiritualisme. Sehingga, pembahasan yang ada pada aliran ini tidak jauh dari ajaran semua agama di dunia.
Kelebihan yang dimiliki buku ini adalah, Sony tidak serta merta hanya menjelaskan sejarah dan filosofi dari stokisme, Ia banyak memberikan tata cara dan tips untuk mengaplikasikan gaya hidup stoikisme dalam kehidupan sehari-hari yang sangat relevan untuk saat ini sesuai dengan pengalamannya.
Sony juga membubuhkan beberapa kutipan bijak dari para filsuf di dalam buku nya, salah satu kutipan yang menarik adalah:
“We are actors playing roles we do not choose, and our duty is to play them as best we can. Knowing that our fate is a part of a much larger order“ – Epictetus
Kutipan tersebut menjelaskan bahwa kita manusia hanyalah sebagai aktor yang memainkan peran yang bukan kita pilih, dan tugas kita hanyalah bermain sebaik mungkin. Mengetahui bahwa nasib kita adalah bagian dari tatanan yang jauh lebih besar.
Yang menjadi kekuatan pada buku “The Philosophy of Stoic” ini adalah, kemampuan Sony dalam mengemas dan menuangkan pemikirannya ke dalam buku yang menjadi daya pikat tersendiri. Bahasa yang digunakan dalam buku ini sederhana, sehingga orang awam pun tidak terlalu sulit untuk memahaminya meskipun notabene dari buku ini menjelaskan salah satu cabang ilmu filsafat yang biasanya cenderung berat untuk dibaca. Sony juga menambahkan ilustrasi dan bagan ringkasan menarik untuk mempermudah pemahaman.
Secara keseluruhan, buku “The Philosophy of Stoic” sangat layak untuk disebarluaskan kepada khalayak umum, bukan saja penderita overthinking, cemas, ataupun depresi. Dengan pembahasan yang mendalam dan sederhana serta tambahan contoh kasus yang ada, buku ini cukup informatif dan menarik. Buku ini diharapkan menjadi obat galau untuk manusia-manusia modern untuk meraih kebahagiaan di hidupnya.
Najwa Azzahra
adalah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Saat ini, ia aktif menjadi anggota komunitas jurnalistik Kalijaga[dot]co