Resensi 

#Resensi Buku “Seni Mencintai (The Art of Loving)” – Eric Fromm

“Seni Mencintai” atau “The Art of Loving” yang ditulis oleh Eric Fromm adalah sebuah karya klasik yang menggali konsep cinta dalam konteks psikologis dan filosofis. Dalam buku ini, Fromm mengajukan gagasan bahwa cinta bukanlah semata-mata sebuah perasaan yang romantis, tetapi sebuah keterampilan yang bisa dipelajari dan dipraktikkan. Dia menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan orang lain sebagai fondasi utama dari cinta yang sejati.

Fromm menelusuri akar-akar cinta, membedakan antara cinta sejati dan bentuk-bentuk pseudo-cinta seperti obsesi, narsisme, atau ketergantungan. Dia menekankan bahwa cinta yang sejati adalah hasil dari komitmen, perhatian, penghargaan, dan keinginan untuk tumbuh bersama. Fromm juga menyoroti pentingnya kebebasan dalam cinta, yang tidak mengikat atau menekan, tetapi memberikan ruang bagi pertumbuhan dan kemandirian individu.

Salah satu poin kuat dari buku ini adalah penekanan Fromm pada cinta sebagai suatu tindakan, bukan sekadar sebuah perasaan. Dia menekankan bahwa cinta bukanlah hal pasif, tetapi aktif, memerlukan usaha dan kehendak untuk mencintai. Dengan memadukan pandangan psikologis dan filosofis, Fromm menggambarkan cinta sebagai suatu seni yang membutuhkan latihan, disiplin, dan pemahaman yang mendalam tentang diri sendiri dan orang lain.

Meskipun ditulis beberapa dekade yang lalu, “The Art of Loving” tetap relevan dan berharga bagi pembaca modern. Dengan gaya penulisan yang jelas dan lugas, Fromm mengajak pembaca untuk merenungkan makna sejati dari cinta dan bagaimana mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini tidak hanya menawarkan wawasan mendalam tentang sifat cinta manusia, tetapi juga memberikan pedoman praktis tentang bagaimana memperkaya hubungan interpersonal dan mencapai kebahagiaan yang lebih dalam melalui cinta yang sejati.


Keterbatasan dalam Buku “Seni Mencintai”

Meskipun “The Art of Loving” oleh Eric Fromm telah dianggap sebagai karya klasik dalam literatur psikologi dan filosofi cinta, ada beberapa aspek yang dapat dilihat dari sudut pandang kritis.

Pertama, Fromm sering kali memberikan pandangan yang terlalu idealis tentang cinta. Meskipun dia menekankan pentingnya komitmen dan perhatian dalam hubungan, pandangannya terkadang terlalu optimis dan kurang memperhitungkan kompleksitas kehidupan nyata. Fromm cenderung mengabaikan kenyataan bahwa hubungan manusia sering kali penuh dengan konflik, ketegangan, dan kesulitan yang tidak selalu dapat diatasi hanya dengan cinta.

Kedua, ada kritik terhadap pendekatan Fromm yang agak generalisasi dalam menjelaskan sifat cinta. Dia terlalu berfokus pada aspek-aspek universal dari cinta tanpa memperhitungkan perbedaan budaya, konteks sosial, atau latar belakang individu yang dapat memengaruhi bagaimana cinta dipahami dan diterapkan oleh masing-masing orang.

Selain itu, beberapa kritikus juga menyoroti bahwa “The Art of Loving” cenderung terlalu abstrak dan kurang memberikan contoh konkret atau strategi praktis untuk mengembangkan keterampilan cinta. Buku ini lebih banyak membahas konsep-konsep umum tentang cinta daripada memberikan panduan yang dapat diimplementasikan secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Terakhir, ada juga kritik terhadap sudut pandang gender dalam buku ini. Meskipun Fromm menekankan kesetaraan dalam hubungan dan pentingnya kebebasan individu, beberapa pembaca menemukan bahwa bukunya kurang mengakui atau mengatasi asimetri kekuatan dan ekspektasi gender yang sering kali hadir dalam hubungan.

Meskipun “The Art of Loving” tetap menjadi karya yang berpengaruh dan memberikan wawasan yang berharga tentang sifat manusia dan cinta, kritik-kritik tersebut menunjukkan bahwa tidak ada pandangan tunggal yang sempurna tentang cinta, dan pembaca perlu menerapkan pemikiran kritis saat mengeksplorasi ide-ide yang disajikan oleh Fromm dan karya-karya sejenisnya.

Related posts

Leave a Comment